Tuesday, September 5, 2017

Modul 9 : MKDU4110 - Bahasa Indonesia

Modul 9 : MKDU4110 - Bahasa Indonesia

MKDU4110 - BAHASA INDONESIA



RANGKUMAN

MODUL 9

Teknik Membaca Prosa dan Drama


Kegiatan Belajar 1

Penerapan Teknik Membaca Prosa Fiksi 

          Terdapat dua alasan seseorang membaca prosa fiksi, yakni untuk memperoleh kesenangan (enjoyment) dan pemahaman (underslanding).
          Pembaca fiksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni pembaca dewasa (mature reader) dan yang belum dewasa (immature reader). Menurut A. Teeuw (1983) kode - kode yang harus dikuasai seorang pembaca mencakup kode bahasa, kode budaya, dan kode khas sastra. Dan jenis fiksi yang dapat dipilih oleh pembaca yakni fiksi hiburan (escape literature) dan karya yang bersifat interpretatif (interpretative literature). Teks fiksi dapat dibacakan untuk kepentingan performansi seni.



Tes Formatif 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

Pilihlah :
A. Jika (1) dan (2) benar
B. Jika (1) dan (3) benar
C. Jika (2) dan (3) benar
D. Jika (1), (2), dan (3) benar

Bacalah kutipan teks berikut ini dengan teliti !

Jakarta
Totolawati Tjitrawasita  

          Ketika penjaga menyodorkan buku tamu, hatinya tersentil. Alangkah anehnya, mengunjungi adik sendiri harus mendaftarkan, padahal seingatnya, dia bukan dokter. Sambil memegang buku itu dipandangnya penjaga itu dengan hati - hati, kemudian pelan dia bertanya, " semua harus mengisi buku ini ? Sekalipun saudara atau ayahnya, umpamanya ? ".
          Yang ditanya hanya mengangguk, menyodorkan bolpoin, " silahkan tulis : nama, alamat, dan keperluan, " katanya.
          Tiba - tiba timbul keinginannya untuk berolok - olok. Sambil menahan ketawa ditulisnya di situ namanya Soeharto ( bukan Presiden ).
Keperluan : urusan keluarga. 
          " Cukup ? " katanya sambil menunjukkan apa yang ditulisnya kepada penjaga. " Lelucon, lelucon ". Katanya berulang - ulang sambil menepuk - nepuk punggung penjaga yang terlongok - longok heran.
          " Dia tahu, siapa saya " ujarnya menjelaskan.
          " Tanda tangannya belum, Tuan. Dan alamatnya ? ".
          Betul juga, ada gunanya juga menjelaskan identitasnya agar tuan rumah tahu dan memberikan sambutan yang hangat atas kedatangannya. Maka, ditulisnya di bawah tanda tangannya, lengkap : Waluyo ANOTOBOTO. Nama keluarganya sengaja dibikin kapital semua, diberi garis tebal di bawahnya. Sekali lagi dia tersenyum, rasa bangga terukir di wajahnya.
          " Begini ? " tanyanya seperti meminta pertimbangan penjaga.
         Terbatang adik misannya tergopoh - gopoh membuka pintu, lalu menyerbunya dengan segala rasa rindu, sambil melempar macam - macam pertanyaan kepadanya, " Bagaimana Embok, Bapak ? Tinah, anaknya sudah berapa ? ". Kemudian, dilihatnya diri sendiri menepuki punggung adiknya dan dengan suara dan gaya orang tua dia bilang, " sehat. Semua sehat. Dan mereka kirim salam rindu kepadamu ".
          Ketika pintu berderit ia tersentak dari lamunannya dan di saat berdiri hendak menyambut adik misannya, ternyata yang keluar bukan dia ....., tetapi si penjaga.
          " Bagaimana ? " tannyanya tak sabar.
          " Duduklah Tuan, duduk saja. Pak Jenderal sedang ada tamu. Tapi saya lihat Pak Jenderal heran melihat nama Bapak di situ ".
          Mendengar itu dia tersenyum, lalu duduk kembali di kursi. Ditepuk - tepuknya debu yang melekat di celananya, lantas diambilnya slepi dari sakunya.
          " Boleh merokok " " tanyanya minta izin.
          " Silahkan, silahkan, " kata si penjaga dengan ramah. Sikap tamu itu memang merapatkan rasa persaudaraan. Ditawarkannya rokok ke ujung hidung si penjaga.
          " Mau ? Silahkan lho ! " yang dijawab dengan gelengan kepala dan goyangan tangan oleh si penjaga. 
          " Baiklah, tetapi jangan panggil saya Tuan, ah, Saya bukan Tuan, Orang awam, sama seperti Saudara. Nama saya Waluyo, orang - orang memanggilku " Pak Pong ", Lihat saja nanti, Pak Jenderalmy pasti memanggil aku dengan " Pak Pong ", " Pak pOng " terlalu banyak makan singkong, kalau rakus dikasih teletong. Ooh, sejak kecil kami memang suka berolok - olok, " Dia tertawa lebar, terkenang masa kecilnya, ber-canda di atas punggung kerbau. Si penjaga sempat mencatat , gigi tamunya ompong semua.
          " Tuan, Eh Pak Pong, petani ? " ujarnya ragu - ragu, takut kalau menyinggung perasaan.
          " Petani ? Apa potongan saya petani ? Bukan ! Tapi waktu remaja memang kami suka pencak silat. Rupanya meninggalkan bekas juga, pada potongan tubuhku. Atau karena baju model cina ini ya ? Saya, guru SD di Desa Nggesi. Sekolah ini telah menghasilkan orang - orang besar. Murid saya yang pertama sekolah sudah kapten, ada juga yang Insinyur. Dan Pak Jenderalmu, murid yang paling jempolan. Otaknya tajam sekali, " katanya sambil mengacungkan ibu jari ke atas, memuji kepandaian adik misannya.
          Bel yang mendadak menjerit tiga kali menghentikan dongengnya. Tampak olehnya penjaga itu sendiri dengan tergesa - gesa sambil berkata, " Tunggu sebentar, mungkin Bapak sudah diperlukan ". 
Dia melongo, " Diperlukan ? " Diperlukan ? " ujarnya di dalam hati, tidak mengerti. Disedotnya rokok dalam - dalam, asapnya ditiupkan ke atas. Terbayang kembali di depan matanya Paijo yang kurus kering makan satu meja, tidur sepembaringan, adik misannya sendiri. Pernah ada bisul di pantatnya, lantas ditumbukkan daun kecubung untuk obat. Waktu tubuh yang kering itu disergap kudis, dia bersepeda sepanjang lima puluh kilometer untuk beli obat ke kota buat adiknya itu. Pagi dan sore menggerus belerang, merebus air dan merendam Pijo pada kemaron yang besar. Tiga puluh lima tahun yang lalu itu, ketika semua masih anak - anak.
          " Pak Pong mau minum apa ? " Seperti tadi, si penjaga nyelonong duduk dan menegurnya, membubarkan angan - angan masa silamnya.
" Pak Jenderal bilang saya harus menemani Bapak, sebab Pak Jenderal lagi sibuk. Sebentar lagi ada tamu istimewa, Pak Menteri, minumnya apa, Pak ? Juice ? Coca Cola ? ".
          " Apa saja, boleh. Kopi kalau ada, " ujarnya merendah . .....

1. Kode - kode budaya dalam teks di atas dapat ditemukan dalam wujud ..... D
1. pemilihan nama tokoh
2. tata krama interaksi antartokoh
3. kebiasaan hidup tokoh

2. Interpretasi terhadap makna teks di atas dapat dilakukan dengan memahami kode - kode sastra yang berupa ..... D
1. alur cerita ( plot )
2. tokoh cerita
3. latar ( setting ) cerita

3. Hal - hal yang menandai bahwa kutipan teks di atas dapat dikategorikan sebagai prosa fiksi interpretatif, ialah ..... A
1. masalah yang diketengahkan pengarang
2. masalah yang dihadapi tokoh
3. masalah yang belum terselesaikan

4. Paparan kebahasaan yang digunakan sebagai media ekspresi pengarang ditemukan dalam bentuk ..... B
1. naratif
2. deskriptif
3. dramatik ) dialog, monolog, dan action )

5. Apabila kutipan cerpen di atas digunakan sebagai bahan kegiatan performansi seni membaca cerpen secara berkelompok maka diperlukan pembaca yang berperan sebagai ..... D
1. narator
2. Pak Pong
3. Penjaga  


Kegiatan Belajar 2

Penerapan Teknik Membaca Drama

          Drama adalah suatu kisahkehidupan yang disampaikan dalam bentuk dialog, diproyeksikan di atas pentas di hadapan penonton. Persiapan yang harus dilakukan seorang calon aktor ketika akan berlatih membaca naskah mencakup persiapan fisik dan mental. Kriteria yang secara umum digunakan untuk mengukur kelayakan naskah ada dua, yakni playabie dan artabie. Sutradara perlu memahami dengan baik latar belakang calon penontonya, misalnya umur, jenis kelamin, usia, sikap, adat - istiadat, latar belakang keyakinan, kesenian daerah, dan harapan hidupnya. Latihan yang perlu dilakukan seorang calon aktor sebelum berlatih membaca naskah, antara lain latihan pernapasan dan latihan vokal.



Tes Formatif 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

Pilihlah :
A. Jika (1) dan (2) benar
B. Jika (1) dan (3) benar
C. Jika (2) dan (3) benar
D. Jika (1), (2), dan (3) benar

1.Konflik dalam naskah drama di atas terjadi antara ..... D
1. Kapten Moertomo dengan Major Van Dijk
2. Kapten Moertomo dengan para tawanan
3. Kapten Moertomo dengan diri sendiri

2. Naskah drama Kapten Moertomo sesuai dipentaskan pada acara peringatan Hari Pahlawan dengan penonton ..... D
1. siswa SMP dan SMU
2. masyarakat umum
3. para narapidana kasus korupsi

3. Kemampuan seseorang untuk menghasilkan suara yang sesuai peran dan pesan dalam dialog berpengaruh pada ..... B
1. keberhasilan penggambaran watak tokoh
2. kegembiraan penonton menyaksikan pementasan
3. keberhasilan penyampaian tema dalam pementasan

4. Pengucapan dialog harus dapat mengekspresikan ..... A
1. jalan pikiran dan suasana batin ( mood ) tokoh
2. sikap, harapan, dan keyakinan dari tokoh
3. efek emosi yang dirasakan penonton

5. Dalam latihan membaca naskah, seorang pembaca harus memiliki kepekaan dalam hal ..... D
1. memahami dialog yang mengandung tema atau pesan
2. merasakan dialog yang mengandung potensi imajinatif dan efek emosi
3. merasakan perkembangan konflik antar tokoh 


Kegiatan Belajar 3

Analisis Prosa Fiksi dan Drama

          Unsur - unsur struktural ( intrinsik ) prosa fiksi yaitu plot, tokoh, tema, latar ( setting ), sudut pandang pengarang, dan bahasa. Adapun unsur - unsur drama sebagai naskah berupa plot, tokoh, tema, setting, dan dialog. Kisah dalam prosa fiksi dikembangkan dengan paparan naratif dan dramatik, sedangkan naskah drama dikembangkan dalam dialog. Interpretasi aspek ekstrinsik menurut Wellek dan Warren (1990) mencakup :
  1. biografi pengarang.
  2. psikologi sastra.
  3. sosial kemasyarakatan, dan 
  4. filsafat hidup dan cara berfikir.



Tes Formatif 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

Pilihlah :
A. Jika (1) dan (2) benar
B. Jika (1) dan (3) benar
C. Jika (2) dan (3) benar
D. Jika (1), (2), dan (3) benar

          Bacalah kembali teks cerpen Do'a yang Mengancam karya Jujur Prananto dan naskah Kapten Moertomo karya Emil Sanossa untuk menjawab soal - soal berikut !
1. Konflik yang dialami tokoh Monsera dalam cerpen Do'a yang Mengancam disebabkan oleh ..... C
1. Kemampuan Monsera melihat masa lalu dan masa depan
2. ketidakmampuan Monsera menghadapi penderitaan hidup
3. ketidakmampuan Monsera menghadapi perubahan hidup

2. Tema dalam naskah drama Kapten Moertomo dibangun melalui konflik antar ..... A
1. Van Dijk >< Kapten Moertomo
2. Para tawanan >< Kapten Moertomo
3. Van Dijk >< Jenderal Sudirman

3. Setting dalam naskah drama Kapten Moertomo adalah ..... D
1. sebuah ruang pada markas tentara Belanda
2. pagi hari
3. tegang dan penuh suasana amarah

4. Perbedaan pengembangan watak tokoh utama antara cerpen Do'a yang Mengancam karya Jujur Prananto dengan Kapten Moertomo karya Emil Sanossa, yaitu dalam ..... D
  1. cerpen Do'a yang Mengancam watah tokoh Monsera dikembangkan secara irasional dan bertumpu pada imajinasi pengarang.
  2. naskah drama Kapten Moertomo watak tokoh Kapten Moertomo dikembangkan secara rasional dan bertumpu pada kehidupan nyata.
  3. cerpen Do'a yang Mengancam tokoh utama dikembangkan sebagai pribadi yang labil, sedangkan dalam naskah drama Kapten Moertomo tokoh utama dikembangkan dengan prinsip hidup yang jelas.

5. Pendekatan yang tepat untuk melakukan interpretasi naskah drama Kapten Moertomo adalah ..... B
1. pendekatan sosial - kemasyarakatan
2. filsafat
3. psikologi pengarang
 
KEMBALI KE ATAS :



BACA MODUL BERIKUTNYA :

- MKDU4111 - Pendidikan Kewarganegaraan